Welcome Myspace Comments
MyNiceProfile.com Cute Blue Elephant

Selasa, 29 Maret 2011


Dahulu kala, hiduplah seorang tuan tanah yang kaya raya. Semua orang yang tinggal sekampung dengannya mengakui hal itu. Sering sekali masyarakat sekitar meminjam uang kepadanya untuk kebutuhan mereka. Pada suatu hari, seorang petani miskin sedang kesusahan mencari uang untuk anaknya yang sedang sakit. Kemudian...
Petani                   : “Assalamu’alaikum, tuan boleh saya masuk?.”
Tuan tanah         : “Ada perlu apa kamu kemari?.”
Petani                   : “Maaf tuan, saya datang kemari untuk meminjam uang kepada tuan”, dengan wajah
                                    takut.
Tuan tanah         : “Apa? Pinjam uang lagi? Hutang yang kemarin saja belum terbayarkan, kamu mau
                                    menghutang lagi”, dengan suara yang keras.
Petani                   : “Saya janji tuan, saya akan mengembalikan hutang saya tepat waktu. Saya sangat
                                    butuh sekali, anak saya sedang sakit tuan. Saya mohon tuan”, sambil memohon.
Tuan Tanah         : “Bagaimana?”, sambil membisik kepada asisten Tuan Tanah.
Asisten                 : “Begini saja, Jika kamu tidak dapat mengembalikan uang Tuan saya dalam waktu 3  
                                    bulan, sebagai jaminannya,  akan kuambil surat tanah kamu.”
Istri petani          : “Iya tuan. Saya setuju. Terima kasih tuan.”
Tuan tanah         : “Berapa uang yang kamu butuhkan?.”
Petani dan Istri : “Enam puluh keping uang perak tuan.”
Tuan tanah         : “Asisten, uangnya!...”.
Asisten                 : “Ini ambil.”
Petani                   : “Terima kasih, tuan. Saya permisi, tuan.”
Akhirnya, anak petani itu dapat berobat, dan kemudian sembuh.
3 bulan kemudian, tuan tanah itu pergi untuk menagih hutang-hutang warganya, termasuk si petani itu.
Ketika dia sampai di rumah petani itu. Dia bertemu dengan anak petani itu...
Tuan tanah         : “Dimana ayahmu, Nak? Kenapa dia belum juga membayar hutangnya?.”
Anak 1                  : “Ayah saya sedang pergi menggali lubang baru, karena ia harus menutupi lubang 3
                                    bulan lalu.”
Tuan tanah         : “Jawaban apa ini?”, Si Tuan Tanah sama sekali tidak mengerti.
Asisten                 : “Lalu ke mana ibumu?.”
Anak 2                  : “Ibuku? Ibuku sedang memanggang roti yang dimakan minggu lalu.”
Tuan tanah         : “Aneh sekali jawaban anak ini! Sembarangan saja dia.” Sambil membisik kepada
                                    asistennya.
Asisten                 : “Lalu di mana kakak laki-laki dan kakak perempuanmu?.”
Anak 3                  : “Kakak laki-laki saya sedang memberi kehidupan pada benda yang sudah mati.
                                    Sedangkan kakak perempuan saya sedang menangisi kebahagiaan tahun lalu.”
Asisten                 : “Anak ini terlalu nakal”, membisik kepada tuan tanah.
Pada saat itu anjing keluarga petani itu menggonggongi Tuan Tanah itu. Anak petani itu segera menjepit
Anjing itu dengan kakinya.
Tuan Tanah         : “Lalu apa yang sedang kalian lakukan, itu?.”
Tuan Tanah berpikir, tentu pertanyaannya kali ini akan dijawab dengan jelas. Namun jawaban anak itu
tetap aneh...
Anak 1,2 dan 3   : “Kami sedang melindungi tungkai.”
Kemudian, Tuan Tanah menjadi marah..
Tuan Tanah         : “Saya tidak mengerti apa yang kalian katakan. Kalian pasti suka mempermainkan
    orang!.”
Sambil tertawa, anak ketiga itu berkata ...
Anak 3                  : “Waaah, Tuan yang kurang cerdas. Kami kan sudah menerangkannya dengan jelas!.”
Dengan kesal Tuan Tanah berkata..
Tuan Tanah         : “Kalau kalian bisa menerangkan perkataanmu itu dengan jelas, saya tidak akan
                                    menagih hutang ayah kalian lagi. Bon hutang sebesar 60 keping uang perak ini akan
                                    segera saya sobek!.”
Anak 1                  : “Tuan bersungguh-sungguh?.”
Asisten                 : “Tentu saja.”
Anak 1                  : “Baiklah. Akan kami jelaskan. Ayah kami tidak dapat membayar pinjamannya 3 bulan
lalu sebesar 60 keping uang perak. Itu sebabnya, sekarang dia sedang pergi ke rumah keluarga kami untuk meminjam uang. Bukankan itu sama dengan menggali lubang baru, untuk menutupi lubang 3 bulan lalu?.”
Asisten                 : “Lalu kenapa ibumu sedang memanggang roti yang dimakan minggu lalu?.”
Anak 2                  : “Minggu lalu kami tidak punya makanan. Karena itu ibu meminjam roti dari tetangga. 
Hari ini kami baru mampu membeli tepung. Karena itu sekarang Ibu sedang memanggang roti yang kami pinjam minggu lalu.”
Tuan Tanah         : “Bagaimana dengan kakak laki-laki dan kakak perempuan kalian?.”
Anak 3                  : “Kakak laki-laki saya sedang mengairi sawah, supaya benih yang ditabur bisa tumbuh.
Sedang kakak perempuan saya telah ditinggal mati oleh suaminya. Dia sedang menangis sedih, karena teringat pada kebahagiaannya di hari-hari yang lalu.”
Asisten                 : “Lalu kenapa kalian melindungi tungkai?.”
Anak 2                  : “Kalau kami tidak menjepit anjing ini, maka anjing ini sudah menggigit tungkai Tuan.
Sekarang, penjelasan kami cukup jelas kan, Tuan? Tuan harus menepati janji Tuan. Kalau tidak kami akan melepaskan anjing ini.”
Tuan Tanah merasa kesal, namun ia kagum pada kepandaian anak kecil itu. Sesuai janji, akhirnya ia menyobek juga bon hutang sebesar 60 keping uang perak itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar